Cara Perawatan
Karburator Vakum
Karburator vakum alias CV
(Constant Velocity) sudah jadi
standar motor keluaran terbaru.
Bisa dilihat pada Yamaha Mio,
Honda Vario, Kawasaki Kaze
ZX130, Suzuki Thunder, Suzuki
Satria F-150. Teknologinya sudah
mengikuti teknologi karburator
mobil, pertimbangannya pasti
soal konsumsi bahan bakar yang
irit plus buka-tutup gas yang
halus.
Tapi, kinerja karburator vakum
bisa terganggu kalau salah
perawatan, cara merawatnya
berbeda dengan karburator
konvensional. Misalnya tidak
disarankan buka boks filter
udara. Memang awalnya tarikan
terasa lebih cepat, tapi kelamaan
debu bisa menghambat gerakan
skep. Skep di karburator vakum
beda karena bahannya dari resin
dilapis teflon. Bandingkan
dengan skep yang umum
dengan bahan logam berlapis
krom. Gara-gara kena debu,
skep jadi macet dan lama
kelamaan lapisan teflon tergores,
hasilnya motor susah langsam/
nggak stabil.
Bagian lain yang tak kalah
sensitif adalah karet karburator
vakum. Posisinya ada di atas
karbu dan ditutup lempengan
besi. Waktu servis nggak perlu
dibuka karena kalau sampai
salah rakit sehingga karet terjepit
maka dapat mengakibatkan
kebocoran sehingga putaran
mesin jadi ngaco. Karet vakum
juga nggak boleh kena bensin.
Bisa melar atau paling parah
tidak bisa digunakan lagi.
Harganya mahal Bro.
Buat yang biasa korek
karburator konvensional dengan
reamer atau memperbesar
diameter venturi. Hal ini jangan
dilakukan pada karburator
vakum, resikonya skep bisa oblak
yang bisa berakibat mesin susah
hidup.
Karburator CV bekerja dengan
tekanan udara dari crankcase
dan intake. Jadi perhatikan
kondisi selang vakum yang
menuju karbu. Seumpama retak
atau sobek, langsung ganti baru
karena mesin bakal susah hidup.
Kondisi karet pemegang karbu
dan intake manifold tidak boleh
ada kebocoran karena berimbas
skep bakal susah naik. Termasuk
klep masuk yang tak lagi rapat
pun bisa bikin daya isap ke
karbu vakum jadi melorot.
Jadi, hati-hati, teknologi baru,
jangan sembarangan merawat,
pelajari dulu.
Semoga tulisan ini berguna.
Salam bikers.